Langsung ke konten utama

Menikmati Program 1821

Oleh: Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari

Sumber : 

http://auladi.net/menikmati-program-1821
 
Direktur Auladi Parenting School | www.auladi.net
Apa itu program 1821? Program 1821 adalah program yang “menyengaja” orangtua untuk fokus dengan anak.
Di program 1821 ini suami-istri, orangtua-anak, berinteraksi secara full, mematikan segala jenis kotak: handphone, tv, laptop, kompor, mesin cuci! Entah nanti jika benda-benda ini berubah bentuk jadi tidak kotak.
Program 1821 artinya dari jam 18.00 sampai 21.00 sampai menjelang anak tidur, tidak ada lagi sambil-sambilan lagi ngurus anak dan keluarga. Sambil masak, sambil nyuci, sambil setrika, sambil buka laptop, hp, tv. Kecuali, alat-alat itu jadi sumber belajar. Itu pun sesekali. Jika seringkali bisa jadi itu tanda-tanda kita gak ngurus anak karena hanya meng-outsourcingkan anak kepada laptop, hp dan tv.
Yang belum tahu program 1821 baca lengkap tulisannya di Auladi Parenting School
Apa saja yang dapat dilakukan pada saat 1821? Tidak mungkin kok kita kehabisan ide. Yang masih bingung, jangan khawatir, itu lebih karena sebagian kita belum terbiasa FOKUS.
Fokus itu kata kunci, alias tidak sambil-sambilan. Mencari ide itu jauh lebih ringan daripada melawan musuh terbesar 1821: tidak fokus.
Hampir semua orang yang melaksanakan 1821 jika tidak terbiasa merasakan beratnya untuk istiqomah. Berat untuk tidak menengok hp dll. Tapi jika mampu melewati dalam 3 bulan, hmm insya Allah malah nikmat dan ketagihan.
Program 1821 adalah program yang sangat sederhana (simple), praktis dan gampang dipraktikan siapapun. Tapi rasakan saja, manfaatnya sama sekali tidak sederhana.
Dengan 1821, perasaan bertanggung jawab muncul, kita merasa punya “peran” sebagai orangtua betulan, bukan hanya kebetulan jadi orangtua. Perasaan percaya diri bahwa kita dapat menjadi orangtua terbaik muncul. Akibatnya, energi positif dan cahaya kebaikan makin bersinar di keluarga kita.
Itu dari sisi orangtua pribadi. Belum sisi manfaat untuk anak sendiri, dari sisi hubugan suami istri, orangtua anak, yang makin menumbuhkan “mahabbah” di keluarga.
Mempraktikkan 1821 itu bagaikan kita memiliki program ta’lim atau halaqoh ilmu atau pesantren di rumah. Tiap hari! Sebelum anak kita dihalaqahkan di pesantrenkan ke orang lain. Anak-anak dihalaqahkan dipesantrenkan orangtuanya, tiap hari.
Demi Allah! Semua anak butuh “software” yang harus diinstal ke dalam hati dan pikirannya untuk menggerakan “hardware” untuk nanti mempengaruhi tubuhnya yaitu sikap dan perbuatannya. Jika kita tidak menginstall software pada anak kita, maka buktikkan anak kita akan mendapatkan sofware itu dari tempat lain. Bagaimana jika software itu dia dapatkan dari internet tv dan pergaulan yang buruk? Naudzubillah.
Jadi apa saja kegiatan di 1821. Banyak, tapi jika dirangkum dalam 3 kata sederhana adalah: BELAJAR-MAIN-NGOBROL. Ketiganya sebenarnya bersinggungan tapi jika dikerucutkan ya itu saja kegiatannta: BELAJAR-MAIN-NGOBROL (BMN).
Belajar itu tidak dibatasi pelajaran sekolah, tentu artinya belajar sekolah sangat penting belajar bisa juga soal-soal hal sederhana: tiap hari dibahas di rumah soal bagaimana agar bisa disenangi teman, bagaimana adab-adab sopan santun di tempat umum dll.
Main? Serius main sama anak malam-malam? Ini serius. Anak saya dibebaskan main sore hari sama teman, maka yang malam jatah main dengan orangtua. Main sama anak jelas sunnah! Itu bagian dari tarbiyah! Bagi kita main itu bisa jadi main-makn. Bagi anak? Main itu serius!
Tapi bedanya dengan main dengan siang, main di 1821 jika memungkinkan adalah permainan yang tidak memacu adrenalin atau fisik berlebihan. Jika tidak, jangan-jangan nanti malah jadi telat tidurnya, yang akan mempengaruhi jadwal bangunnya. Permainan-permainan yang tidak mengurus tenaga berlebihan misalnya: catur, congklak, main kartu, ular tangga, monopoli mencari ‘harta karun’, mencari kutu di rambut heh. Seabrek permainan lainnya dapat kita lakukan.
Ngobrol, artinya bukan hanya ngomongin anak, tapi juga ngajak ngomong anak. Beda lho ngomongin anak dan ngajak ngomong. Ngobrol itu menyehatkan jiwa. Ingat, orang-orang berbahaya di dunia bukanlah orang yang banyak bicara tapi justru orang yang tidak bisa bicara.
Bukan, bukan artinya orang bisu bahaya. Ini orang bisa bicara, tapi tidak bisa mengungkapkan apa yang dipikirkan dan dirasakannya.
Apa pekerjaaan orang gila sebelum gila, banyak ngomong apa banyak diam? Apa pekerjaan orang bunuh diri sebelum bunuh diri? Banyak ngomong atau banyak diam? Periksa semua pelaku pembunuhan massal, mutilasi dan sodomi? Orang yang diam atau banyak bicara?
Apakah BMN harus dilakukan setiap 1821 semuanya? Atau boleh B saja, M saja atau N saja? Terserah Anda, tak usah kaku lah. Boleh ketiganya sekaligus, boleh hanya B dan M saja tiap hari, boleh bergantian tiap hari, tidak ada patokan baku.
Bagaimana jika suami saya datangnya jam 19? Bagaimana jika anak saya tidurnya jam 20? Gak usah ribet dan rebut, jika bisanya mulai jam 19 laksanakan 1921. Jika anak tidur jam 20, laksanakan 1820. Itu juga masih bagian Anda mempraktikan 1821. Jika tidak bisa mengambil semuanya, jangan tinggalkan semuanya. “Ma lam yudrooku kulluhu, laa yudrooku kulluhu”.
Program 1821 adalah program yang sangat sederhana (simple), praktis dan gampang dipraktikan siapapun. Tapi rasakan saja, manfaatnya sama sekali tidak sederhana. Seperti beberapa kalimat menyenangkan berikut dari beberapa orangtua yang sudah menikmati 1821.
“Abah, sejak melaksanakan program 1821 dari pelatihan abah, suami saya kalau pulang kerja sekarang tidak lagi megang handphone. Dia main sama anak. Betapa bahagianya saya dengan apa yang dilakukan suami. Bahkan terus ‘ketagihan’ ngurus anak, saat pagi, saat saya tidur di dapur bahkan suami saya sekarang yang sibuk ngurus anak, sementara saya sibuk ngurus dapur.”
“Abah Ihsan, makasih banget 1821 nya, sampai bikin mba Rasya sempat nangis minta jam lebih. Kami bahagia, ketawa-ketawa, kemana kami selama ini? Berasa jadi orangtua tak berguna! Padahal hal yang menurut kami sepele cuma ngaji, baca buku, main hompimpa. Misalnya mbak belajar perbedaan dari hompimpa itu bagaimana, apa kriteria menang dalam hompimpa. Banyak hal lain yang dapat dipelajari dari hal sepele seperti itu. Lanjut main ayunan pake sarung. Jam 8 kami sudah karena mau tidur. Mbak Rasya nangis Abah, mina main lagi bareng kita. Ya Allah…. Abah, dia sangat bahagia sekali. Baru kali ini saya ngeliat dia sebahagia itu bersama kami. Setelah main bersama kami, dia kelaperan. Padahal sudah makan malam. Saya jadi gak susah nyuruh dia makan. Alhamdulillah dapat dobel, makasih abah!”
****
Ingin anak shalih? Yuk Jadi Orangtua Shalih. Mendidik Generasi Meraih Ridlo Ilahi.
Contoh foto kegiatan B & N 1821 dan penjelasan lengkap dapat dilihat di Auladi Parenting School
Copyright © Abah Ihsan. Diperbolehkan membagi atau menyebarkan kembali tulisan ini secara utuh lengkap dengan link sumber artikel. Dilarang memotong, mengambil sebagian, apalagi menghilangkan identitas penulisnya @abahihsantea dalam segala bentuk penyebaran di media sosial, blog pribadi, atau website secara umum.

Komentar

Postingan Populer